Kamis, 11 September 2008

MERANTAU

Selepas menyelesaikan sekolah di SMEA, yang ada dalam pikiran saya adalah segera bekerja, yang tentu saja sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Sempat vakum 1 tahun, seorang sahabat saya di SMEA menawarkan untuk bersama dia mengambil kursus di Ujung Pandang - Makasar.

Setelah mendapat restu dari orangtua , rencana segera disusun untuk keberangkatan .
Akhirnya tibalah saatnya Kapal Laut Doben Solo jurusan Maumere - Surabaya, bersandar di Pelabuhan Maumere. .
Ketika akan berangkat menuju Maumere, bapak berpesan sambil memberikan sejumlah uang kepada saya. . ini untuk biaya kursus di sana, dan setelah kursus kalau ada pekerjaan langsung kerja saja.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 malam, sampailah kami di Pelabuhan Ujung Pandang. . . langsung menuju rumah kost teman sahabat saya. Rencananya sambil mencari kost untuk berdua, kami menumpang sementara di kost teman sahabat saya itu.. Tetapi ternyata baru hari pertama di Ujung Pandang, saya sudah merasakan kesepian yang amat, jauh dari keluarga. .

Akhirnya singkat cerita setelah kurang lebih satu setengah bulan di Ujung Pandang, saya memutuskan untuk ke Jakarta menyusul kakak saya yang sudah duluan di Jakarta. Dengan modal keberanian saya menumpang kapal laut menuju Surabaya. Kalau mengingat kembali bagaimana kondisi kapal yang saat itu saya tumpangi yang penuh sesak dengan penumpang, sampai saya kebagian tempat di emperan, bersama penumpang - penumpang lain yang juga tidak kebagian tempat. Saat itu memang lagi musim liburan dan alat transportasi jurusan Indonesia Timur tidak selancar sekarang ini. Setelah semalam dikapal akhirnya sampai juga di pelabuhan Surabaya.. Saya sempat bingung karena saudara yang sudah ditelpon untuk menjemput saya di Surabaya belum juga kelihatan . . . . Beruntung di Kapal saya bertemu dengan seorang Mahasiswa UNDIP yang berasal dari daerah Baubau Sulawesi. Puji Tuhan saya ketemu orang baik seperti dia. Dia yang menolong saya di kapal, mengambilkan jatah makan selama di kapal. Bisa anda bayangkan saking sesaknya penumpang, untuk jalan saja tidak bisa, diam ditempat, ibarat jalanan Jakarta yang macet total. Dia bilang kalau nanti saudaramu yang menjemput tidak datang, maka dia akan membantu saya untuk mencari alamat saudara saya itu sampai ketemu. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya ketemu juga dengan saudara saya itu, dan setelah menginap semalam dirumahnya, keesokan harinya saya diantar ke Stasiun Kereta Api Pasar Turi, untuk selanjutnya menuju Stasiun Senen Jakarta.
Banyak hal baru yang kutemui di sepanjang perjalanan, Rumah - rumah kardus dan kumuh dipinggir rel, pengemis - pengemis jalanan, membuat aku miris lalu teringat akan syair lagu : " LEBIH BAIK HUJAN BATU DI NEGRI SENDIRI, DARI PADA HUJAN EMAS DI NEGRI ORANG ".

Kereta Api Ekonomi tiba di Stasiun Senen jam 12 siang........ Babak baru akan segera dimulai..